Sedih aku saat melihat
mereka. Dengan kondisi dan keadaan yang serba kecukupan. Aku merasa belum cukup
menjadi sosok yang membanggakan mereka. Keadaan yang memaksaku tak sanggup
berdiri sendiri, dan melihat usaha mereka demi menopangku berdiri tegak.
Keluhan yang selalu kudengar
dari bibirnya. Namun aku hanya dapat mendengarnya tanpa sanggup melakukan
sesuatu untuk solusi yang berarti. Sakit hatiku saat aku hanya dapat mendengar
keluhan itu, keluhan yang sama tiap waktunya.
Benci dengan keadaan yang
bukan kupilih ini. Bukan inginku menerima ini semua. Aku melihat semuanya
seakan berharap penuh atas diriku. Belum lagi ditambah dengan tatapan mata
sinis dari orang luar yang tak tau apa-apa. Mengkritikku tanpa memberikan
solusi, menyakitiku dengan tatapan dan ucapan yang tajam. Seolah seperti menyalahkanku
atas keadaan yang memaksaku. Tanpa mereka tau bagaimana rasanya pada posisiku
ini.
Aku seperti manusia yang tak berdaya. Hanya
dapat diam tanpa melakukan pembelaan apa pun. Aku bukan orang yang pintar
bicara berdalih menggunakan kata-kata kosong tanpa bukti. Aku lebih suka
menunjukkannya dengan tindakan yang nyata. Membuktikan dengan pencapaian
prestasi yang sanggup membungkam mulut mereka. Menunggu aku menunggu,
membiarkan waktu yang berbicara.